Global Dialogue edisi 6.1

By Admin 03 Jul 2016, 10:52:06 WIBPublikasi
Dikala ilmuwan membahas perubahan iklim mereka melakukannya dengan peringatan yang sungguh-sungguh perihal konsekuensi malapetaka kenaikan suhu atmosfer bumi - berupa banjir, taifun, pencairan gletser, dan pemusnahan berskala besar terhadap komunitas.Ketika mereka telah memberikan perhatian pada politik perubahan iklim, para ilmuwan berfokus pada para penyangkal perubahan iklim beserta para pendukung kuat mereka, atau pada kegagalan gerakan-gerakan rakyat. Tetapi perjuangan di antara para elit global terlalu sering diabaikan. Selama empat tahun Herbert Docena telah membuat laporan untuk Dialog Global mengenai acara tahunan Konvensi Kerangka kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UN Framework Convention on Climate Change). Dalam tulisan mengenai pertemuan baru-baru ini di Paris (30 Nopember sampai 11 Desember 2015), ia merujuk pada perubahan aliansi ketika para elit reformis berhenti untuk berusaha melunakkan kekuatan-kekuatan konservatif yang mendominasi ruang konferensi. Sebaliknya, mereka mencari sekutu potensial di antara kaum radikal yang berkumpul di jalan-jalan. Namun, terlepas dari janji-janji muluk, tidak banyak tanda-tanda dari Paris perihal adanya kemajuan serius ke arah penyelamatan dunia.

Dalam edisi ini kami menampilkan suatu wawancara dengan Karl von Holdt-veteran gerakan anti apartheid dan seorang sosiolog terkemuka. Dia menjelaskan kepada Alf Nilsen penelitiannya mengenai "demokrasi kekerasan" (violent democracy) Afrika Selatan dan perjuangan yang ditimbulkannya di bidang jasa pengiriman di kawasan hunian Kulit Hitam (township). Ini diikuti dengan kisah mengenai kekerasan jenis lain. Maristella Svampa dan rekan-rekannya menggambarkan ekonomi ekstrativis baru yang menghancurkan Amerika Latin. Mega-proyek dari pertambangan dan minyak sampai ke agribisnis produksi kedelai yang dirangsang oleh selera tak terpuaskan dari ekspansi ekonomi Tiongkok dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang haus keuntungan, dan didorong oleh negara-negara yang lapar dana. Laporan dari Argentina, Meksiko, dan Ekuador memperlihatkan bagaimana proyek-proyek ini berhadapan dengan perlawanan gencar gerakan-gerakan sosial yang berusaha melindungi tanah, air, dan udara mereka.

Kami juga menerbitkan enam artikel mengenai koperasi dari India, Yunani, Spanyol, dan Argentina bagaimana mereka dapat bertahan dan dengan konsekuensi apa. Apakah koperasi merupakan alternatif kapitalisme atau, sebagaimana dikemukakan Leslie Sklair, sebuah adaptasi terhadap kapitalisme? Tidak dapat diragukan bahwa salah seorang teoritisi besar dan praktisi gerakan koperasi yang terkemuka adalah Paul Singer, Sekretaris Nasional dari Ekonomi Solidaritas dalam pemerintah Brazil. Sebagaimana terbukti dari wawancara yang dilakukan untuk Dialog Global, Singer bukanlah seorang nabi pemimpi baginya koperasi adalah sarana bagi kaum miskin untuk mempertahankan mata pencaharian. Akhirnya, kami menyajikan lima ungkapan penghargaan bagi Vladimir Yadov, yang meninggal tahun lalu salah seorang perintis sosiologi Soviet yang berani yang dengan cekatan menekan ambang batas tatanan Soviet. Yadov tetap merupakan seorang pemain kunci dalam perdebatan tentang sosiologi pasca Soviet. Sepanjang karirnya ia merupakan seorang internasionalis tajam, yang tahun 1990-94 menjabat sebagai Wakil Presiden ISA. Sangat dicintai oleh mahasiswa dan para rekannya, kepergiannya membawa dukacita mendalam

Global Dialogue edisi 6.1 yang diterbitkan
oleh ISA (International Sociological Association)
dalam bahasa Indonesia yang dapat diunduh langsung : 

 

 



Kontak

ISI Sosiologi
Jurusan Sosiologi FISIP UGM
Sosio Yustisia 2, Yogyakarta
E. sekretariat@isi-sosiologi.org
@. Facebook/ISISosiologi
@. Twitter/ISISosiologi

Keanggotaan

Registrasi formulir keanggotaan Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) melalui form

Sharing Informasi

Untuk memberikan informasi terbaru, silahkan akses : form

Link terkait:
APSSI | APSA | ISA |